Lihat versi lengkap di tengah situs web👇
10 Negara dengan Harga Rumah Termahal, Nomor 4 Ada Indonesia!
OlehRani Sulistianti
Sabtu, 1 Maret 2025 – 19:00 WIB
Share

Ilustrasi harga rumah yang berbeda (Foto: Forbes)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Ukuran Font
KecilBesar
Jika Anda merasa sulit untuk membeli rumah, Anda tidak sendirian. Harga tanah di negara lain bahkan tembus hingga Rp166 juta per meter persegi, sehingga wajar jika banyak orang yang kesulitan dalam memiliki rumah.
Membeli rumah mungkin sudah menjadi impian banyak orang. Tapi, kenyataannya, tidak semua orang bisa mewujudkannya.
Harga rumah terus naik dari tahun ke tahun, sementara gaji yang diterima tidak selalu ikut naik.
Alhasil, bagi banyak orang, membeli rumah terasa semakin jauh dari jangkauan membeli rumah.
Tapi, pernahkah Anda bertanya-tanya, apakah harga rumah di Indonesia benar-benar mahal dibanding negara lain?
Apakah kita termasuk negara dengan harga rumah terjangkau, atau justru masuk dalam daftar negara dengan harga rumah paling tidak masuk akal?
Baru-baru ini, BestBroker merilis laporan yang membandingkan harga rumah di 62 negara.
Mereka menggunakan data dari Numbeo, per 10 September 2024, yang mengukur harga rumah dalam dolar AS per meter persegi.
Data ini kemudian dibandingkan dengan pendapatan rata-rata tahunan di setiap negara, lalu dihitung rasio harga rumah terhadap pendapatan.
Hasilnya cukup mengejutkan! Ternyata, negara-negara dengan harga rumah termahal bukan berasal dari negara maju, melainkan justru dari negara-negara dengan pendapatan rendah.
Harga Rumah Mahal Justru di Negara Berpenghasilan Rendah
Ketika Anda mendengar istilah “harga rumah termahal”, Anda mungkin langsung berpikir tentang kota-kota besar, seperti New York, Tokyo, atau London.
Namun, kenyataannya bukan negara-negara maju yang berada di posisi puncak daftar ini.
Sebaliknya, negara-negara berkembang dengan pendapatan rata-rata rendah justru memiliki rasio harga rumah yang lebih tinggi.
Artinya, harga rumah mereka tidak jauh berbeda dengan negara maju, tetapi penghasilan masyarakatnya jauh lebih kecil untuk membeli rumah.
Dalam laporan ini, Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara dengan harga rumah termahal di dunia.
Menurut laporan BestBroker, harga rumah di Indonesia rata-rata US$1.111 atau sekitar Rp17 juta per meter persegi.
Sedangkan, pendapatan rata-rata tahunan masyarakat Indonesia hanya US$2.299 atau Rp37 juta per tahun.
Hal ini membuat rasio harga rumah terhadap pendapatan di Indonesia mencapai 48.35%.
Artinya, jika Anda ingin membeli rumah dengan gaji rata-rata di Indonesia, Anda harus mengalokasikan hampir setengah dari total penghasilan tahunan Anda hanya untuk membayar harga per meternya.
Bukan Cuma Karena Lokasi, Ini 5 Alasan Kenapa Harga Rumah di Menteng Bikin Pusing
Daftar Negara dengan Harga Rumah Termahal di Dunia
Menurut laporan BestBroker, berikut daftar 10 negara dengan harga rumah termahal berdasarkan rasio harga rumah terhadap pendapatan:
1. Turki
- Harga rumah: Rp39 juta per meter persegi
- Pendapatan rata-rata: Rp47 juta/tahun
- Rasio harga rumah terhadap pendapatan: 81.45%
2. Nepal
- Harga rumah: Rp23.4 juta per meter persegi
- Pendapatan rata-rata: Rp39 juta/tahun
- Rasio harga rumah terhadap pendapatan: 59.04%
3. India
- Harga rumah: Rp22.9 juta per meter persegi
- Pendapatan rata-rata: Rp46 juta/tahun
- Rasio harga rumah terhadap pendapatan: 49.86%
4. Indonesia
- Harga rumah: Rp17 juta per meter persegi
- Pendapatan rata-rata: Rp37 juta/tahun
- Rasio harga rumah terhadap pendapatan: 48.35%
5. Armenia
- Harga rumah: Rp45 juta per meter persegi
- Pendapatan rata-rata: Rp98 juta/tahun
- Rasio harga rumah terhadap pendapatan: 46.12%
6. Korea Selatan
- Harga rumah: Rp166 juta per meter persegi
- Pendapatan rata-rata: Rp430 juta/tahun
- Rasio harga rumah terhadap pendapatan: 38.71%
7. Peru
- Harga rumah: Rp25 juta per meter persegi
- Pendapatan rata-rata: Rp77 juta/tahun
- Rasio harga rumah terhadap pendapatan: 33.01%
8. Republik Dominika
- Harga rumah: Rp22 juta per meter persegi
- Pendapatan rata-rata: Rp76 juta/tahun
- Rasio harga rumah terhadap pendapatan: 29.06%
9. Brasil
- Harga rumah: Rp22 juta per meter persegi
- Pendapatan rata-rata: Rp79 juta/tahun
- Rasio harga rumah terhadap pendapatan: 28.10%
Gaji UMR Apakah Bisa KPR? Ini Strategi Jitu agar KPR Anda Disetujui Bank
10. Chile
- Harga rumah: Rp36 juta per meter persegi
- Pendapatan rata-rata: Rp131 juta/tahun
- Rasio harga rumah terhadap pendapatan: 28.01%
Kenapa Harga Rumah di Negara-Negara Ini Mahal?
Dari daftar di atas, menurut BestBroker, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga rumah begitu tinggi di beberapa negara:
1. Inflasi dan Kenaikan Harga Properti
Beberapa negara dalam daftar ini mengalami inflasi yang sangat tinggi, seperti Turki, yang mengalami inflasi 61.78% dalam satu tahun terakhir, yang membuat harga barang, termasuk properti, naik drastis.
2. Pendapatan Masyarakat yang Relatif Rendah
Perlu Anda ketahui, bahwa harga rumah tidak selalu mencerminkan kekayaan negara.
Di banyak negara berkembang, harga rumah tinggi tetapi pendapatan penduduknya kecil, membuat masyarakat kesulitan membeli properti.
3. Tingginya Permintaan dan Spekulasi Properti
Di beberapa negara seperti Korea Selatan, harga rumah mahal bukan karena inflasi, tetapi karena tingginya permintaan dan spekulasi pasar properti.
Harga rumah di Korea Selatan bisa mencapai Rp166 juta per meter persegi, sedangkan pendapatan rata-rata masyarakatnya sekitar Rp424 juta per tahun.
Sebagai perbandingan Anda, ada beberapa negara dengan rasio harga rumah terhadap pendapatan yang jauh lebih rendah.
Sebagai contoh, Amerika Serikat berada di peringkat kedua dalam kategori negara dengan harga rumah lebih terjangkau.
Yang mana, harga rumah di AS sekitar US$ 3.220 atau Rp 52 juta per meter persegi.
Sedangkan, pendapatan tahunan rata-rata masyarakat di AS sebesar US$49.525 atau Rp799 juta, sehingga membuat rasio harga rumah terhadap pendapatan hanya 6.50% saja.
Jadi, meskipun harga rumah di AS terlihat tinggi, masyarakatnya memiliki penghasilan yang jauh lebih besar, sehingga kemampuan untuk membeli rumah tetap lebih baik dibanding negara berkembang.

